Amfibi Laut (Seperti Ikan Paus dan Penyu Laut)
Beberapa spesies amfibi laut, seperti penyu laut, juga bertelur. Meskipun mereka hidup di laut, penyu laut bertelur di pantai berpasir, jauh dari air. Setelah bertelur, penyu betina meninggalkan telur tersebut untuk menetas secara alami tanpa pengawasan lebih lanjut. Begitu telur menetas, anak penyu akan mencari jalan ke laut.
Hewan ovipar mencakup beragam spesies dari berbagai kelompok taksonomi, masing-masing dengan cara bertelur dan merawat telur yang unik. Ikan, amfibi, reptil, burung, mamalia tertentu (monotremata), dan serangga semuanya mengandalkan telur sebagai bagian dari siklus hidup mereka. Proses bertelur ini memungkinkan berbagai strategi bertahan hidup yang disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan spesies tersebut, serta memastikan kelangsungan generasi berikutnya.
Hewan ovipar memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, dengan cara berkembang biak yang unik dan beragam. Dari telur-telur yang diletakkan di darat oleh burung dan reptil, hingga telur yang berkembang di dalam air seperti pada ikan dan amfibi, masing-masing memiliki strategi bertelur yang disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhannya. Memahami proses reproduksi ovipar ini tidak hanya memperkaya pengetahuan kita tentang dunia hewan, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga habitat alami mereka. Melalui pelestarian dan perlindungan terhadap hewan-hewan ini, kita turut menjaga keberagaman hayati dan keseimbangan alam yang sangat penting bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di Bumi. Grameds, kamu bisa mempelajari lebih banyak terkait macam-macam reproduksi melalui kumpulan buku biologi yang tersedia di Gramedia.com.
Buku Biologi Kelas 7 ini menyajikan materi-materi yang berkaitan dengan makhluk hidup dan lingkungannya seperti klasifikasi makhluk hidup dan karakteristiknya. Siswa akan belajar tentang pengertian makhluk hidup, ciri-ciri makhluk hidup dan menggolongkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-cirinya. Siswa juga akan mempelajari organisasi kehidupan atau pembahasan mengenai tingkatan makhluk hidup dari yang terkecil sampai yang terbesar, pada pembahasan ini siswa akan mempelajari tentang molekul, organel, sel, jaringan, organ, sistem organ, organisme, populasi, komunitas, ekosistem, bioma, biosfer.
Pembahasan yang juga akan dipelajari siswa adalah ekosistem atau hubungan antar makhluk hidup, pada materi ini siswa mempelajari apa itu ekosistem, contoh-contoh ekosistem yang ada di alam, komponen-komponen dari suatu ekosistem, cara merawat ekosistem dan bagaimana hubungan antar makhluk hidup yang berada dalam satu ekosistem.
Semut yang berbincang dengan Nabi Sulaiman juga turut diizinkan masuk surga. Diketahui, raja semut memerintahkan rakyatnya untuk segera memasuki sarang saat Nabi Sulaiman beserta pasukan melintas.
Setelah berbincang dengan raja semut, Nabi Sulaiman mengetahui bahwa mereka takut merasa takjub terhadap pasukan melebihi rasa taat kepada Allah SWT.
8. Ikan Nabi Yunus AS
Ikan paus yang menelan Nabi Yunus as selama 40 hari juga diizinkan Allah untuk masuk surga. Diketahui selama di dalam perut ikan tersebut, Nabi Yunus senantiasa berdoa dan meminta ampun kepada Allah SWT lantaran meninggalkan kaumnya.
Setelah dirinya berhasil keluar dari perut ikan, Nabi Yunus kembali menemui kaumnya dan cukup terkejut lantaran mereka telah beriman kepada Allah SWT. Sejak ditinggalkan, ternyata kaumnya menyadari kebenaran perkataan dari Nabi Yunus.
9. Keledai Nabi Uzair
Kekuasaan Allah dibuktikan pada seekor keledai yang disaksikan langsung oleh Nabi Uzair as. Keledai tersebut diutus Allah untuk menjawab pertanyaan Nabi Uzair saat melintasi sebuah desa yang hancur dengan tulang manusia berserakan.
Nabi Uzair penasaran dengan kekuasaan Allah yang dapat menghidupkan tubuh-tubuh hancur. Seketika, dia beserta keledainya ditidurkan selama 100 tahun hingga hancur. Saat terbangun, tubuhnya serta keledai dapat kembali utuh.
10. Sapi Betina Bani Israil
Hewan terakhir yang dijamin masuk surga adalah sapi betina Bani Israil. Sapi betina tersebut menjadi utusan Allah saat Nabi Musa mendapatkan pertanyaan dari Bani Israil mengenai pria kaya yang dibunuh misterius.
Sapi betina tersebut disembelih lalu dipukulkan ke jenazah. Akhirnya, jenazah tersebut dapat menjawab pembunuhnya hingga menjadi titik terang. Hasilnya, sapi betina tersebut diganjar Allah bakal masuk surga.
Hewan yang bertelur bukan cuma ayam dan bebek saja ya Ma. Berikut diantaranya
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mama, umumnya kita mengetahui bahwa hewan berkembang biar dengan cara beranak dan bertelur. Hewan yang berkembang biak dengan cara beranak disebut vivipar, seperti sapi, kucing, anjing, kuda, kambing, dan lain sebagainya. Sedangkan hewan yang bertelur, terdiri dari ovipar dan ovovivipar.
Pada hewan ovipar, setelah induk mengeluarkan telur akan memerlukan waktu inkubasi antara 10 hari hingga berbulan-bulan diluar tubuhnya, tergantung jenis hewan.
Sedangkan ovovivipar adalah jenis hewan yang bertelur, tetapi akan tetap menyimpan telur pada tubuhnya hingga dirasa cukup optimal untuk melahirkan.
Berikut adalah daftar 10 hewan yang berkembangbiak dengan bertelur yang sudah Popmama.com rangkum, simak terus bersama si Kecil ya Ma.
Sejak berusia 5 sampai 7 bulan, ayam sudah bisa bertelur. Usia ayam dan musim akan berpengaruh dengan frekuensi bertelurnya. Ayam akan mengerami telurnya selama 21 hari sebelum menetas dengan suhu sesuai induknya.
Walaupun tidak dibuahi, ayam akan terus menghasilkan telur. Telur yang tidak dibuahi, disebut sebagai telur ayam infertil. Jadi, telur-telur hasil peternakan ayam yang dijual di supermarket adalah telur ayam infertil yang tidak akan menetas karena tidak dibuahi oleh ayam jantan. Karena di peternakan, akan dipisahkan antara ayam jantan dan ayam betina.
Berbeda dengan ayam, bebek liar suka bertelur dimana saja dan tidak selalu mau mengerami telurnya. Tetapi ternyata telur-telur yang tidak di erami adalah telur-telur yang infertil atau tidak dibuahi, sehingga telur tersebut tidak akan menetas, cukup selektif juga ya.
Bebek betina, biasanya bertelur dengan jumlah 8 sampai dengan 12 butir, dan berlangsung sekali dalam setahun. Biasanya setelah musim kawin. Telur tersebut akan menetas sekitar 28 sampai dengan 35 hari, tergantung dari spesies bebek tersebut.
Bebek betina, pada umumnya menghabiskan waktu 20 jam sehari untuk mengerami telur. Lamanya waktu pengeraman tersebut, tentunya menghabiskan banyak energi. Dampaknya, mereka akan mudah stress dan sensitif. Terutama apabila proses tersebut terganggu oleh predator atau manusia. Tidak jarang karena stress tersebut bebek meninggalkan telurnya dan tidak kembali.
Pada umumnya, mayoritas spesies ular bereproduksi dengan cara bertelur. Tingkat kedewasaan dan kematangan reproduksi ular pun berbeda-beda, tergantung ukuran, spesies dan kesehatannya. Biasanya, tingkat kematangan tersebut dicapai pada kisaran usia 2 sampai dengan 3 tahun.
Celah atau lubang alami di tanah lembab menjadi lokasi pilihan ular untuk bertelur, mereka harus terlebih dahulu memastikan bahwa lokasi tersebut aman dari gangguan predator yang mungkin akan memangsa telurnya.
Misalnya pada ular kobra, sekali bertelur akan menghasilkan sekitar 20 buah, setelah bertelur induk Kobra akan meninggalkan telurnya. Masa inkubasi yang di butuhkan sekitar 2 sampai 3 bulan. Umumnya, kobra akan bertelur menjelang musim hujan, agar setelah bayi-bayinya menetas akan terdapat banyak sumber makanan.
Bila kobra bertelur pada musim kemarau, setelah bayi-bayinya menetas akan tersedia sedikit sumber makanan, seperti serangga, cicak dan lainnya yang menyebabkan bayi-bayi tersebut kesulitan bertahan hidup dan mati. Pada pemukiman padat penduduk, ular kobra dapat menjadi ancaman bagi warga karena bisa nya yang mematikan.
Binatang yang hidup di air ini memiliki begitu banyak spesies, ada yang hidup di air tawar dan ada juga yang hidup di air laut. Salah satu jenis ikan yang memerlukan banyak usaha untuk bertelur adalah ikan salmon. Saat waktunya bertelur, ikan salmon akan bermigrasi secara berkelompok sangat jauh untuk mencari lokasi yang menurutnya cocok yaitu hulu sungai.
Dan saat telur-telur tersebut sudah menetas, mereka akan kembali ke laut. Walaupun tak sedikit induk ikan salmon yang akan mati karena kelelahan setelah bertelur. Ikan salmon banyak menghabiskan waktunya di laut, walaupun sebenarnya dia lahir di hulu sungai. Ikan salmon bertelur sangat banyak, jumlahnya bisa sampai 5000 telur.
Pembuahan ikan salmon pun terjadi diluar tubuh induknya. Jadi setelah telur-telur tersebut di keluarkan, salmon jantan akan membuahi sel-sel telur tersebut dengan sperma. Dan sel-sel sperma tersebut akan menembus cangkang yang berbentuk selaput tipis pada telur untuk membuahi sel-sel telur.
Setelah menetas anak salmon akan tetap berada di hulu sungai selama 5 bulan sampai dengan 1 tahun, baru selanjutnya melanjutkan migrasi ke laut. Selama di laut, mereka akan menetap selama 1 sampai 5 tahun, tergantung spesiesnya. Sebelum kembali seperti siklus awal, yaitu ke hulu sungai. Di laut ikan salmon memakan udang, kepiting dan ikan-ikan kecil.
Fakta tentang burung unta, burung unta adalah burung terbesar di dunia. Ukuran tingginya, bisa mencapai 2,5 meter dengan berat sekitar 100- 120 kilogram. Selain ukuran yang besar, burung unta juga merupakan pelari yang sangat gesit. Kecepatan maksimalnya bisa mencapai 65 kilometer per jam loh Ma.
Dedaunan, bunga, serangga dan hewan-hewan kecil adalah makanan mereka. Dan layaknya unta, burung unta juga dapat bertahan hidup berhari- tanpa air. Untuk burung unta betina fisiknya berwarna coklat, sedangkan burung Unta jantan berwarna hitam dan putih.
Karena mereka bersarang secara sosial, beberapa burung unta betina akan bertelur di dalam satu sarang. Lalu burung unta betina akan mengerami telur-telurnya secara bergantian pada siang hari, dan burung unta Jantan akan mengerami pada malam hari, unik ya Ma.
Bobot telur burung unta bisa mencapai 20 kali lipat dari bobot telur ayam. Dengan dimensi panjang 15 cm dan lebar 13 cm. Satu telur burung unta mengandung 1 kilogram protein atau setara dengan 24-28 telur ayam.
Buaya adalah hewan predator yang banyak ditakuti hewan lainnya dan manusia. Sebelum bertelur, buaya melalui proses perkawinan. Buaya jantan akan memikat buaya betina dengan suara infrasonik getaran rendah yang tak dapat di dengar oleh manusia.
Kemudian jika buaya betina tertarik, mereka akan merespon dengan sinyal pendengaran, penglihatan dan penciuman. Lalu mereka akan saling menggosok punggung dan moncong satu sama lain. Setelah siap, mereka akan saling berputar dan menyelaraskan kloaka untuk melakukan proses kawin.
Secara fisik, buaya memiliki ukuran yang sangat bervariasi, tergantung spesies, usia, dan lokasi habitatnya. Buaya terbesar yang pernah ditemukan dalam sejarah panjangnya mencapai 8,6 meter yang ditemukan di Australia. Seekor buaya betina besar, dapat bertelur sekitar 90 butir, sementara buaya betina kecil tidak sampai 50 butir.
Ukuran telur buaya sedikit lebih besar dibanding telur ayam. Sebelum bertelur, biasanya buaya membuat sarang yang tak jauh dari sungai. Mereka menggali lubang dangkal di tanah, pasir atau lumpur dan membuat gundukan dari dedaunan.
Setelah buaya bertelur, mereka akan kembali ke sungai dan tetap berada di sekitar sarang tersebut untuk menjaga dari ancaman predator lain yang mengincar telur-telurnya. Masa inkubasi telur buaya sekitar 2 sampai 3 bulan, tergantung dari spesies buaya tersebut. Menjelang menetas, bayi-bayi buaya akan mengeluarkan suara dari dalam telur seperti memanggil induknya.
Setelah mendengar, induknya akan bergegas menuju sarang dan menggali sarangnya untuk membantu bayi-bayinya menetas. Sayangnya, tingkat keberhasilan telur buaya untuk menetas hanya sebesar 25 persen saja. Sebelum bayi buaya berusia 1 tahun, buaya kecil sangatlah rentan dari predator. Bahkan dari buaya dewasa lain, selain orang tuanya.
Peter Parker berubah memiliki kekuatan super setelah terkena gigitan laba-laba dan menjadi superhero. Tahu kan Ma, superhero yang mana? Iya betul, Spiderman.
Laba-laba termasuk jenis hewan yang mudah ditemukan dimana pun, di perkotaan maupun di sekitar hutan. Bahkan di setiap rumah pun terdapat laba-laba, coba deh periksa halaman atau gudang rumah mama, pasti bisa di temukan.
Karena kebanyakan ukurannya kecil, seringkali laba-laba dianggap bagian dari golongan serangga. Padahal laba-laba termasuk dalam golongan Arthropoda, jadi laba-laba itu bukan serangga ya Ma.
Pada proses kawinnya, laba-laba jantan dan betina hanya dapat dilakukan dengan spesies yang sama. Agar proses perkawinan dapat dilakukan, si jantan akan membuat kantong sperma dengan sutra yang tersedia di lubang spinneretnya, dan mengeluarkan cairan spermanya untuk diletakkan pada kantong sperma tersebut.
Kemudian, pedipalp (organ pembiakan jantan) yang terletak pada bagian depan kepala si jantan akan menyedot cairan sperma tadi untuk dimasukkan ke dalam epigyne (organ pembiakan betina).
Setelah proses perkawinan, betina akan menyimpan sperma dalam waktu tertentu. Apabila waktunya tiba, laba-laba betina akan menghasilkan beberapa telur di dalam kantung. Jumlah, ukuran, bentuk dan warna kantung telur tergantung kepada spesies itu.
Kebanyakan spesies laba-laba betina akan menjaga kantung telur tersebut hingga menetas, sedangkan sebagian spesies yang lain akan membawa telur pada bagian abdomen atau mulutnya hingga anak-anak laba-laba membesar dan bisa hidup mandiri.
Musim kawin pada kadal dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal lingkungannya. Kadal sendiri populasinya tersebar hampir di seluruh dunia namun didominasi di daerah dengan iklim tropis dan subtropis. Musim kawin kadal biasanya dipengaruhi oleh suhu, curah hujan, fotoperiode hingga ketersediaan makanan di tempat yang mereka tinggali.
Ketika memasuki musim kawin, sebagian kadal biasanya akan lebih agresif terutama jika menyangkut daerah teritorialnya. Kadal akan hamil dalam waktu kurang lebih 3 bulan hingga akhirnya mengeluarkan telur dari tubuhnya.
Jenis kelamin anak kadal bergantung pada suhu lingkungan tempatnya dilahirkan. Ketika suhu tinggi makan akan lebih besar kemungkinan kadal yang dilahirkan merupakan kadal jantan. Sedangkan jika suhu rendah maka yang akan lahir adalah kadal betina. Karena ukuran kadal sangatlah bervariasi, maka ukuran telurnya pun bervariasi pula. Tergantung dari spesies dan bobot induknya.
Salah satu hewan yang bermetamorfosis dalam hidupnya adalah katak. Metamorfosisnya berlangsung sempurna, tidak seperti beberapa jenis serangga. Daur hidup katak berawal dari telur, katak akan mengeluarkan telur tersebut di dalam air dan jumlahnya bisa mencapai 4000 telur, banyak sekali ya Ma.
Proses inkubasi katak akan membutuhkan waktu antara satu hingga tiga minggu. Walaupun telurnya berjumlah 4000, tetapi tidak semua akan menetas dan dapat tumbuh dewasa. Berhasil atau tidaknya bergantung dari faktor eksternal dan internal. Faktor internal seperti gen dari induk telur, dan faktor eksternal seperti arus air, hewan pemangsa dan campur tangan manusia.
Telur katak tersebut akan berubah menjadi kecebong atau berudu. Kecebong ini bentuk fisiknya seperti ikan kecil, bila tidak paham akan sulit dikenali. Pada fase ini, kecebong bernafas menggunakan insang seperti ikan.
Kecebong akan terus bertumbuh menjadi anak katak, perubahan pada fisiknya pun akan mulai terlihat. Sepasang kaki belakang akan mulai tumbuh di dekat ekor yang panjang, tetapi tidak dengan kaki depannya. Sistem pernafasan pun mulai berubah, insang pada kecebong akan mulai menutup dan menjadi paru-paru.
Selanjutnya adalah fase katak muda, yang dicirikan dengan tumbuhnya sepasang kaki depan dan memendeknya bagian ekor. Bentuknya sudah hampir menyerupai katak dewasa, dan pada fase ini juga, katak sudah mulai keluar dari air dan menuju daratan.
Fase terakhir, katak muda berubah menjadi katak dewasa. Ekornya sudah hilang, dan wujud katak sudah tampil sempurna. Fase ini membutuhkan waktu 2 sampai dengan 4 tahun. Katak dewasa, selanjutnya akan bertelur dan meneruskan daur hidup katak.
Bila katak pada penjelasan di atas mengalami metamorfosis sempurna, belalang adalah salah satu contoh hewan yang metamorfosisnya tidak sempurna. Metamorfosis tidak sempurna atau hemimetabola adalah suatu proses perubahan bentuk hewan dengan hanya melalui tiga tahapan, yaitu telur, nimfa, dan imago (hewan dewasa).
Hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna memiliki bentuk tubuh yang sama saat kecil hingga dewasa. Dengan kata lain, sejak kecil bentuk tubuh dan strukturnya sama. Hewan tersebut hanya mengalami perkembangan dan bertambah besar saja, seperti halnya belalang.
Daur hidup belalang berawal dari telur, pada pertengahan musim kemarau belalang akan meletakkan telur di dalam tanah atau dedaunan.
Belalang membutuhkan waktu sekitar 3 sampai 4 hari untuk bertelur, dan hingga telur tersebut menetas, bisa membutuhkan waktu 10 bulan. Wah, lebih lama dari masa kehamilan manusia ya Ma.
Setelah telur tersebut menetas, akan menjadi nimfa muda atau bayi-bayi belalang yang belum memiliki sayap, walaupun bentuknya tak berbeda jauh dengan belalang dewasa. Nimfa muda yang berwarna putih akan bertumbuh semakin besar dan berwarna hijau. Nimfa akan mengalami 5 sampai 6 kali pergantian kulit dan berubah struktur tubuhnya menjadi belalang dewasa.
Sayangnya peluang hidup nimfa hanya sekitar 50 persen. Karena kerap menjadi mangsa predator seperti burung, tikus atau kadal.
Apabila nimfa dapat bertahan dan tumbuh menjadi belalang dewasa, waktu yang dibutuhkan sekitar 25 sampai dengan 30 hari. Kemudian dapat matang bereproduksi dalam 15 hingga 30 hari.
Jadi waktu yang dibutuhkan belalang mulai dari telur hingga menjadi belalang dewasa membutuhkan waktu 11 sampai 12 bulan. Usia belalang sendiri hanya dapat bertahan sekitar 12 bulan, cukup singkat ya. Itulah 10 jenis hewan yang bertelur dan penjelasannya, semoga pengetahuan dan wawasan anak jadi semakin bertambah ya setelah menyimak informasi di atas ya.
Bobo.id - Hewan tinggal di habitat yang beragam, salah satunya gurun pasir.
Namun, tidak semua hewan cocok dengan kondisi alam di gurun pasir, terutama karena suhu panas saat siang dan dingin pada malam hari.
Maka dari itu, hewan-hewan yang tinggal di gurun pasir merupakan hewan yang dapat beradaptasi dengan suhunya.
Selain itu, hewan juga harus bisa menyesuaikan diri dengan kondisi kering, panas, dan perubahan suhu.
Nah, dari banyaknya hewan yang hidup di gurun, ada beberapa jenis yang berukuran besar, teman-teman.
Kali ini, Bobo akan mengajakmu mengenal hewan terbesar yang diketahui hidup di gurun pasir. Yuk, cari tahu!
Bersumber dari a-z-animals.com, beruang gobi (Ursus arctos gobiensis) adalah satu-satunya spesies beruang yang mampu bertahan terhadap panas ekstrem di gurun.
Berdasarkan jenisnya, beruang gobi ini termasuk beruang cokelat, hanya saja mereka tinggal di Gurun Gobi.
Tinggi tubuh beruang gobi berkisar di antara 1-1,5 meter, panjangnya 1,5-1,6 meter, dan beratnya di antara 95-137 kilogram.
Meski berukuran besar, beruang gobi adalah herbivora, yang pada kondisi tertentu juga bisa memakan serangga dan hewan kecil.
Baca Juga: Unik, Lumba-Lumba Ternyata Punya Ratusan Gigi, Ini Fakta Menariknya
Beruang Gobi adalah makhluk soliter, yang berarti mereka biasanya hidup sendirian dan jarang terlihat bersama-sama.
Mereka adalah hewan yang sangat pemalu dan sulit ditemui oleh manusia.
2. Domba Gurun Bighorn
Domba Gurun Bighorn (Ovis canadensis nelsoni) adalah subspesies domba liar yang mendiami daerah gurun dan pegunungan di Amerika Utara.
Domba Gurun Bighorn terkenal karena tanduknya yang besar untuk bersaing dengan sesama jantan.
Ukuran tubuh domba ini lebih besar daripada domba pada umumnya. Beratnya sekitar 68-136 kilogram, tinggi 0,7-1 meter, dan panjang 1,2-1,8 meter.
Domba Gurun Bighorn adalah pendaki yang sangat terampil dan mampu bergerak dengan lancar di tebing-tebing dan lereng pegunungan yang curam.
Kemampuan mendaki ini membantu mereka mencari makanan dan menghindari pemangsa.
Mereka bertahan hidup terhadap suhu panas dengan bermigrasi ke daerah yang tinggi untuk menghindari suhu panas berlebihan.
Burung unta (Struthio camelus) merupakan burung terbesar di bumi, yang tingginya mencapai 2,7 meter, dengan berat 99-158 kilogram.
Baca Juga: Jadi Organ Paling Ikonik, Apa Fungsi Tentakel Penyengat pada Ubur-Ubur?
Dengan ukuran sebesar ini, burung unta dapat menghasilkan telur dengan panjang mencapai 15 sentimeter dengan berat hingga 1,5 kilogram.
Burung unta populer sebagai burung tercepat yang bisa berlari. Yap, burung unta bergerak dengan berlari, bukan terbang.
Kecepatan berlari burung unta bisa menyusul di belakang citah yang dikenal sebagai hewan tercepat di dunia, yaitu 70 km/jam.
Ketika berjalan, burung unta dapat berjalan dengan kecepatan sekitar 5 hingga 8 km/jam.
Mereka bisa bertahan hidup di gurun yang panas dengan menghasilkan urine yang jumlahnya tidak banyak untuk menghemat air.
Singa (Panthera leo) merupakan kucing terbesar nomor dua di dunia yang berasal dari Afrika, sehingga mereka pandai beradaptasi di berbagai tempat.
Meski tidak sering ditemukan di gurun, namun singa juga termasuk hewan terbesar yang bisa hidup di gurun.
Tubuhnya sepanjang 1,3 hingga 2 meter, sedangkan ekornya bisa sepanjang 1 meter.
Dengan tubuh panjang tersebut, berat singa paling besar bisa mencapai 500 pon, atau 226,7 kilogram!
Jarang ada yang tahu, singa ternyata dapat berjalan hingga 30 jam secara terus-menerus.
Baca Juga: Berbeda dari Hewan Lain, Inilah Alasan Unik Kepiting Berjalan Menyamping
Namun, ketika mereka harus berlari untuk mengejar mangsa, singa dapat mencapai kecepatan berlari yaitu 80-81 kilometer per jam.
Bukan hewan yang asing lagi, unta dianggap sebagai hewan yang paling populer di habitat gurun.
Ada dua spesies unta di dunia, yakni unta Baktria (Camelus bactrianus) dan unta dromedaris (Camelus dromedarius).
Ukuran unta juga tidak bisa diremehkan, lo. Tingginya bisa mencapai 2 meter, panjang tubuh 3,5 meter, dengan berat mencapai 498 kilogram.
Salah satu ciri unik unta adalah leher panjang dan punuknya yang membantu unta bertahan hidup di gurun panas.
Punuk unta adalah tempat untuk menyimpan cadangan lemak, bukan untuk menyimpan cadangan air.
Cadangan lemak di punuk unta bisa mencapai 36 kilogram, yang bisa membantu menggantikan makanan unta selama tiga minggu.
Artikel ini dibuat dengan bantuan AI dan diperiksa ulang oleh Redaksi Bobo.id.
Apa nama ilmiah beruang gobi?
Petunjuk: cek di halaman 1!
Lihat juga video ini, yuk!
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
AIA Healthiest Schools Dukung Sekolah Jadi Lebih Sehat Melalui Media Pembelajaran dan Kompetisi
Proses Reproduksi dengan Telur
Hewan ovipar berkembang biak dengan menghasilkan telur yang mengandung embrio, yang akan menetas dan berkembang menjadi individu baru di luar tubuh induk. Pembuahan telur bisa terjadi di dalam tubuh betina (pembuahan internal) atau di luar tubuh betina (pembuahan eksternal), tergantung pada spesiesnya.
Jumlah Telur yang Dihasilkan
Hewan ovipar cenderung menghasilkan jumlah telur yang banyak dalam satu kali bertelur, dibandingkan dengan hewan vivipar yang hanya melahirkan beberapa anak. Sebagai contoh, ikan dan serangga bisa menghasilkan ratusan atau bahkan ribuan telur sekaligus untuk meningkatkan peluang kelangsungan hidup keturunan mereka.
Pembuahan Telur (Internal atau Eksternal)
Pembuahan pada hewan ovipar bisa terjadi secara internal, di dalam tubuh betina (seperti pada burung dan reptil), atau secara eksternal, di luar tubuh betina (seperti pada ikan dan amfibi). Pada pembuahan eksternal, telur dan sperma dilepaskan ke lingkungan, dan pembuahan terjadi di luar tubuh.
Sumber foto: pexels.com
Ciri-Ciri Hewan yang Bertelur
Hewan yang bertelur, atau yang dikenal sebagai ovipar, memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari hewan yang melahirkan (vivipar). Meskipun terdapat banyak variasi dalam cara bertelur antar spesies, ada beberapa ciri umum yang dapat dijumpai pada hewan-hewan ovipar. Berikut adalah beberapa ciri-ciri utama dari hewan yang bertelur:
Penanganan Embrio di Dalam Telur
Pada beberapa spesies, perkembangan embrio dalam telur berlangsung secara mandiri tanpa bantuan dari induk, seperti pada banyak ikan dan amfibi. Namun, pada burung dan reptil, perkembangan embrio lebih lama dan sangat dipengaruhi oleh kondisi eksternal, seperti suhu udara atau tanah tempat telur disimpan.
Hewan yang bertelur memiliki ciri-ciri khas yang membantu mereka dalam proses reproduksi dan menjaga kelangsungan hidup keturunan mereka. Keberagaman dalam cara bertelur ini menunjukkan bagaimana adaptasi dan evolusi membantu hewan ovipar berkembang sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan spesies mereka.
Pada bab buku ini dipaparkan materi berbasis aktivitas yang perlu pemahaman siswa mengenai metode ilmiah, bertujuan supaya siswa dapat memiliki sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu yang tinggi, berpikir kritis, analitis, terbuka, jujur, tekun, bertanggung jawab, dan sebagainya. Hal ini sejalan dengan tujuan pembentukan profil pelajar Pancasila. Materi dan aktivitas yang disajikan menuntun siswa untuk berpikir dan bekerja melalui proses saintifik sehingga pada akhirnya dapat diaplikasikan oleh siswa untuk memecahkan permasalahan yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Sumber foto: pexels.com
Hewan ovipar mencakup berbagai spesies dari berbagai kelompok taksonomi yang berkembang biak dengan cara bertelur. Ada banyak jenis hewan yang termasuk dalam kelompok ovipar, mulai dari ikan, amfibi, reptil, burung, hingga mamalia tertentu. Berikut adalah beberapa jenis hewan ovipar yang paling dikenal:
Ikan merupakan kelompok hewan ovipar yang sangat banyak jumlahnya dan memiliki beragam spesies yang berkembang biak dengan bertelur. Sebagian besar ikan, terutama yang hidup di perairan tawar dan laut, melepaskan telur mereka ke dalam air, di mana pembuahan terjadi secara eksternal. Beberapa spesies ikan seperti salmon dan lele meletakkan ribuan telur dalam satu kali bertelur. Telur ikan biasanya dilindungi oleh lapisan pelindung dan menetas setelah beberapa waktu tergantung pada suhu air.
Amfibi seperti katak, salamander, dan newt juga termasuk dalam kelompok hewan ovipar. Mereka bertelur di air, dan telur mereka biasanya dilindungi oleh lapisan transparan. Pembuahan pada amfibi sering kali terjadi secara eksternal, di mana betina melepaskan telur di air, dan jantan menyebarkan sperma di atas telur tersebut. Telur amfibi berkembang menjadi larva (seperti berudu pada katak) yang kemudian akan berkembang menjadi individu dewasa setelah melalui proses metamorfosis.
Banyak reptil, termasuk ular, kura-kura, buaya, dan kadal, adalah hewan ovipar. Reptil bertelur di darat atau di tempat yang aman seperti pasir, tanah, atau lubang. Telur reptil memiliki cangkang keras yang melindungi embrio di dalamnya dari kerusakan fisik dan kehilangan kelembaban. Setelah bertelur, banyak reptil tidak mengurus telur mereka lebih lanjut, meskipun beberapa, seperti buaya, mengerami telur mereka untuk menjaga agar tetap hangat hingga menetas.
Semua spesies burung adalah ovipar, yang berarti mereka berkembang biak dengan bertelur. Burung bertelur di sarang, dan telur mereka biasanya dilindungi oleh cangkang keras. Pembuahan terjadi di dalam tubuh betina, dan setelah itu telur akan dierami oleh induk betina atau jantan (tergantung spesies) hingga menetas. Telur burung dapat bervariasi dalam ukuran, bentuk, dan warna, tergantung pada spesiesnya, dan anak burung yang menetas akan dirawat oleh orang tua mereka setelah kelahiran.
Ciri-Ciri Hewan yang Bertelur
Hewan yang bertelur, atau yang dikenal sebagai ovipar, memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari hewan yang melahirkan (vivipar). Meskipun terdapat banyak variasi dalam cara bertelur antar spesies, ada beberapa ciri umum yang dapat dijumpai pada hewan-hewan ovipar. Berikut adalah beberapa ciri-ciri utama dari hewan yang bertelur:
Cangkang atau Lapisan Pelindung pada Telur
Telur yang dihasilkan oleh hewan ovipar dilindungi oleh lapisan pelindung, seperti cangkang keras pada telur burung, reptil, dan beberapa amfibi, atau lapisan lunak pada telur ikan. Cangkang ini berfungsi untuk melindungi embrio dari ancaman fisik, suhu ekstrem, dan ancaman predator.
Waktu Inkubasi yang Berbeda-beda
Waktu inkubasi telur hewan ovipar bervariasi antar spesies. Beberapa telur, seperti telur burung, menetas dalam waktu beberapa minggu, sementara telur reptil seperti kura-kura atau buaya bisa memerlukan waktu berbulan-bulan. Proses inkubasi sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan tempat telur disimpan.
Cangkang atau Lapisan Pelindung pada Telur
Telur yang dihasilkan oleh hewan ovipar dilindungi oleh lapisan pelindung, seperti cangkang keras pada telur burung, reptil, dan beberapa amfibi, atau lapisan lunak pada telur ikan. Cangkang ini berfungsi untuk melindungi embrio dari ancaman fisik, suhu ekstrem, dan ancaman predator.